Sumber: http://kamu-klik.blogspot.com/2011/12/gabung-komentar-fb-dengan-blog.html#ixzz1tOXva9gx

JADILAH ORANG YANG BERGUNA UNTUK SESAMA

Laman

Selasa, 23 Oktober 2012

Pengen Motor GeDe..!!! mimpi KaLEEE..


     Itu bukanlah motor saya,itu motor seseorang yang di parkir di parkiran kampus saya, Tetapi saya sangat menginginkan motor tersebut.sebenarnya ada sebab sich,kenapa saya ingin motor tersebut,,tapi itu cukup jadi rahasia saya..saya berharap selesai kuliah bisa membeli motor itu..walaupun terlambat karena sebenarnya sekarang saya membutuhkan motor itu..tapi mungkin seleai kuliah baru bisa terwujud,,itupun jika saya sudah bekerja dan mempunyai gajih yang cukup unuk membeli motor itu..kalau tidak yach,,mungkin hanya mimpi yaang tak bisa terwujud..tapi mungkin itu jadi daftar mimpi yang hilang seperti mimpi yang lainnya..tapi bedanya saya tidak sedih seperti mimpi-mimpi yang dulu,jika tidak terwujud..karena saya bukan lah ALHAMDANI yang dulu,,yang suka mengeluh dan marah-marah nggak jelas..  haha..

Jumat, 01 Juni 2012

PERUBAHAN ITU BUTUH PROSES story alhamanid

PERUBAHAN ITU BUTUH PROSES Orang –orang melihatku melakukan ibadah kepada allah swt,mereka tertawa dan merasa aneh dengan perubahan ku.karena mereka pikir saya langsung berubah tanpa ada angin dan hujan bisa berubah.padahal mereka tidak tahu apa yang selama ini aku alami sebelum akhirnya bisa seperti ini. Aku sudah lama merasa bingung,gelisah,dan ketakutan yang luar biasa dalam diriku dan hatiku.saya bukanlah orang yang terbilang nakal dan juga bukan pula orang baik.karena aku ini terbilang orang pasik.yang jika teman baik saya ikut baik dan jika teman buruk saya juga ikutan buruk. Berbagai peristiwa telah banyak aku rasakan.masa paling suram dalam hidupku adalah masa SMA.karena pada masa itulah saya mulai terjatuh dalam keduniawian.karena perasaan ingin tahu dan ingin merasakan kehidupan.yang aku nilai sekarang itu salah.waktu kelas 1 SMA dimana aku memang melakukan ibadh shalat,tetapi itu tidak menjamin aku tidak melakukan hal yang dilarang oleh allah swt. SMA lah saya mulai merasakan nikmatnya melakukan hal yang dilarang allah swt.saya mulai merasakan kenikmatan merokok,minum-minuman keras,dan hampir saja datang ke tempat pelacuran (tetapi kecelakaan membatalkan peristiwa itu). Kecelakaan itulah membuat saya berniat ingin berhenti minum-minuman keras,tetapi apa dayaku aku tak bisa berhenti.karena teman-teman ku yang terkadang mengajakku.seiring waktu saya seperti memasuki dunia yang gelap. Bahkan ketika SMA kelas 2 saya pernah memakai yang namanya ganja(gelek),dan melakukan hal bodoh yaitu memakai lem AIBOn untuk mabuk,karena rasa keinginan tahuan ku yang salah tempat.tetapi itu tidak sampai membuatku menjadi pecandu,saya sangat bersyukur karena tidak menjadi pecandu.hanya rokok saja yang menjadi masalah dalam hidupku. Keinginan ku untuk menikmati hidup ini tak sampai disitu saja, kelas 3 SMA saya memulai ingin merasakan yang namanya pacaran tetapi selalu saja gagal karena saya minder dengan wajah saya.tetapi akhirnya saya merasakan pacaran,saya merasakan indahnya cinta-cintaan walau tidak samapai melakukan perbuatan yang mendekati zinah.namun saya pisah karena saya suka bosan dan kesukaan saya sering telponan membuat saya pisah darinya. Lulus SMA saya ingin melanjutkan kuliah di PTN di SUMSEL,namun gagal karena tidak lulus,akhirnya saya penganguran untuk menunngu test tahun depan,selama pengangguran saya sering shalat,bahkan berkomitmen untuk tidak meninggalkan 1 shalat fardupun,tetapi terkadang ada juga yang tertinggal karena sibukku dan terkadang karena asyik dengan teman.selama stahun itu selalu ada pertanyaan2 dalam hatiku. Apa sebenarnya tujuan hidup atau untuk apa manusia hidup itu.??? Pikiran ku hanya ingin kuliah dan mengejar sukses dan membuat orangtua ku bangga dengan kesuksesan ku kelak. Aku memang sudah berhenti minum-minuman keras pada saat saya mulai sering shalat,factor berhentipun bersumpah ingin berhenti dan karena saya alergi dengan miras.saya bersyukur untuk hal itu. Dulu saya berpikir kenapa manusia tidak menjauhi hal yang bisa membuat manusia meninggalkan perintah allah swt.seperti ketika kita mendapatkan pekerjaan di perusahaan,dan perusahaan itu sangat disiplin bahkan untuk shalat saja tidak ada waktu kenapa tidak ditinggalkandan mencari pekerjaan yang tidak mengganggu manusia untuk melakukan perintah allah swt. Pekerjaan yang sering saya Tanya-tanyakan dalan diri saya adalah pekerjaan para artist.seorang artist beragama islam,membintangi sebuah film yang harus melakukan adegan ciuman,sedang agama melarang hal itu.tetapi terkadang sang artist bilang” demi pekerjaan gak pa lah”.kembali ke pertanyaan saya tentang manusia diciptakan untuk apa?? Kalau memang untuk menjalankan perintahnya kenapa tidak ditinggalkan atau mencari pekerjaan lain.jika ada orang yang bertanya kenapa saya sering melamun??? Karena saya sering bertanya-tanya tentang semua itu. Ketika saya kuliah di POLSRI saya memulai aktivitas belajar lagi setelah masa pengangguran.saat saya kuliah lah yang lebih bergejolak lagi tentang hidup ini dan lebih parah lagi sering melamun saya.saya sering shalat walau terkadang memang ada yang bolong.tapi gelisah dan bingung tanpa sebab tak pernah hilang dalam diri saya.saya boleh dibilang beribadah tanpa ilmu yang dampaknya sering shalat itu menjadi beban,merasa jenuh,dan banyak hal lainnya yang membuat saya malas melakukan shalat. Banyak sekali yang membuat saya bertanya-tanya tentang diri saya.ketika kuliah saya tidak mau terlambat sedetikpun dan sangat takut jika terlambat,bahkan lebih takut jika dibandingkan terlambat shalat.ada sesekali saya melanggar aturan perkuliahan yaitu saya pulang ketika dosen tidak dating tatapi belum jam pulang saya sudah pulang,akhirnya saya mendapat kompensasi atau dianggap tidak hadir 3 jam.jelas itu membuat saya takut.tetapi selintas dalam pikiran saya kenapa ketika saya tidak shalat fardhu saya tidak merasakan ketakutan seperti takut saya pada pelanggaran saya terhadap perkuliahan. Sebenarnya apa itu benar?,dalam hati saya menanyakan hal itu. Sebenarnya hidup ini untuk apa???. Dan ketika hasil KHS nilai kuliah dibagikan saya langsung takut dan gelisah karena nilai saya jelek.saya takut dan stress sekali. Dan akhirnya semester dua saya beprinsip mau focus kuliah,karena focus kuliah ibadah saya tinggalkan,tetapi pikiran dan hati saya lebih bergejolak lagi dan lebih sering melamun.saya pun masih saja tidak bisa focus terhadap kuliah,karena sering melamun.saya pun tidak tenang dan gelisah yang tanpa sebab.dan hasilnya nilai saya lebih buruk lagi. Stress saya pun lebih parah lagi.dan secara perlahan saya mulai kembali shalat seperti dulu.semester 3 pun saya sering lagi shalat lima waktu walu terkadang ada yang bolong dan sering di tunda.walu belum menghilang kan kegelisan saya tetapi saya tidak begitu parah,walau sering melamun saya tidak bisa hilang.kuliah saya pun menjadi semakin buruk.karena saya sering belajar agama islam. Saya sering membaca buku teman satu kosan saya.bagaimana cara mendekatkan diri pada allah swt.semakin hari saya merasakan peningkatan ibadah saya pada allah swt.tetapi saya jarang sekali belajar untuk pelajaran kuliah.saya mulai sering kemasjid untuk shalat berjamaah walau hanya shalat magrib dan isya’. Tetapi anehnya nilai saya justru naik.memasuki semester 4 saya mulai berjanji berhenti merokok.penyebabnya saya anggap tuhan tidak mengabulkan do’a saya dan saya membuat pernyataan “ya allah saya ingin di lihat oleh mu.saya berjanji mulai malam ini saya tidak akan tidur untuk menunggu shalat subuh(karena saya sering melalaikan shalt subuh) dan kedua saya akan berhenti merokok. mulai dari sekarang yaitu jam 00.00 tgal 11-feb-2012 sampai engkau (allah) melihatku. Pada saat itu saya kecewa karena saya mencintai teman saya dan dia menolak saya.dan mantan saya berpacaran dengan selingkuhannya.saya sangat sedih dan sangat kecewa dan marah pada allah swt.dan unutk membuktikan bahwa aku ingin benar-benar dekat dengannya saya mengeluarkan pernyataan itu. Tetapi akhirnya saya mengerti kenapa allah tidak mengabulkan do’aku.jika saja pacar saya tidak selingkuh saya pasti sering melakukan maksiat,dan jika teman saya menerima cinta saya pasti hari-hariku hanya untuk dia.sedangkan saya selalu berdo’a untuk diberi hidayah dan meminta agar menjadi termasuk orang2 yang sholeh.jika saja itu terjadi saya akan jauh dari allah,itulah kenapa dia tidak ingin mengabulkan doaku.tetapi justru karena do’akulah itu tidak terjadi. Karena rasa bersyukurku saya lebih sering shalat dimasjid dan tidak mau ketinggalan atau terlambat kemasjid.bahkan kalu dulu saya tidak mau shalat dimasjid kampus karena malu,sekarang saya shalat zhuhur di masjid. Dan sering shalat dhuha di situ juga.karena itulah teman saya bilang saya berubah.mereka kira saya lkangsung berubah dan mereka berkata” wah dani hebat sekarang bisa berubah”.tatapi merka tidak mengetahui cerita sebelumnya. Walau pun sering melamun saya masih sering,gelisah ini terus ada,dan takut ini selalu mengganggu.saya merasa itu adalah sebuah hidayah untuk ku yang di beri allah swt. Saya sekarang berencana puasa senin kamis.shalat dhuha,dan tahajud.akan saya lakukan.

Jumat, 27 April 2012

jaga lah keimanan

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Iman itu menghilangkan kegelisahan dan menghapuskan kesedihan. Ia adalah teman orang-orang yang bertauhid dan penghibur bagi orang-orang yang beribadah. Apa yang telah lewat tidak akan kembali; apa yang telah hilang berarti mati; maka janganlah memikirkan yang telah hilang karena dia telah mati dan lenyap. Bersikaplah ridha terhadap takdir. Zikir akan mewujudkan hati yang tenang, melenyapkan kesedihan, menghidupkan hati dan menghapuskan dosa.. Jangan tunggu ucapan terimakasih dari seseorang, Cukuplah dari Allah balasannya… Jangan kecewa ketika menemukan orang yang tak kenal balas budi, dengki dan hasad. JIKA engkau berada di pagi hari , maka JANGAN tunggu hingga sore hari. HIDUPLAH DALAM BATASAN HARI ITU, fokuskan konsentrasi anda untuk memperbaiki kondisi anda pada hari itu. Tinggalkanlah masa depan hingga dia datang. Jangan pikirkan hari esok karena JIKA ANDA MEMPERBAIKI HARI INI NISCAYA HARI ESOK AKAN LEBIH BAIK . PERBARUILAH HIUDUP INI, VARIASIKANLAH cara-cara hidup anda dan UBAHLAH RUTINITAS yang anda jalani sehari-hari. BERSYUKURLAH kepada Rabbmu atas nikmat agama, akal, kesehatan, nama baik, pendengaran, penglihatan, rezeki, keturunan dan lainnya. HIDUPLAH dengan Al-Quran dengan menghafalnya, mempelajarinya dan memahaminya karena Al-Quran adalah obat paling manjur untuk menghilangkan kesedihan dan kegelisahan. MAAFKANLAH orang yang menzalimimu, SAMBUNGLAH tali silaturahim orang yang memutuskan silaturahim denganmu, BERILAH orang yang tidak pernah memberimu dan BERSIKAP LEMBUTLAH pada orang yang berbuat buruk pada anda , niscaya anda akan dapatkan kebahagiaan dan keamanan. PERBANYAKLAH ISTIGFAR , karena bersama istigfar terdapat rezeki, jalan keluar, keturunan, ilmu yang bermanfaat, dimudahkannya urusan dan dihapuskannya dosa-dosa. MERASA PUASLAH dengan bentuk tubuh anda, potensi anda, keluarga anda dan rumah anda, niscaya anda akan memperoleh kedamaian dan kebahagiaan. Bahwa sesungguhnya bersama kesulitan itu terdapat kemudahan dan jalan keluar akan datang setelah kesempitan. BERSIKAPLAH OPTIMIS dan JANGAN PUTUS ASA . BERBAIK SANGKALAH pada Rabb-Mu serta berharaplah segala kebaikan dan keindahan dari-Nya. BERGEMBIRALAH dengan pilihan ALLAH bagimu, karena itu pastilah YANG TERBAIK . Musibah akan MENDEKATKAN kita kepada Allah, mengajarkan untuk berdoa, menghilangkan kesombongan, ujub dan kebanggaan. BERBUAT BAIKLAH kepada orang lain, BERIKANLAH kebaikan-kebaikan pada orang yang membutuhkan bantuan, orang sakit, orang miskin dan anak yatim. JAUHILAH berburuk sangka, BUANGLAH kesedihan dan imajinasi buruk serta pemikiran-pemikiran yang sakit. KETAHUILAH bahwa KESULITAN-KESULITAN akan membuka pendengaran, penglihatan, menghidupkan hati, menundukkan nafsu, membuat ingat hamba dan menambahkan pahala. KEBANYAKAN yang ditakuti itu tidak terjadi, kebanyakan dari kesulitan yang pernah didengar tidak terbukti, kepada Allahlah terdapat segala kecukupan. Dialah yang menjaga dan tempat kita minta tolong. Hati- hatilah jangan sampai berbuat dosa, karena dosa adalah sumber kegelisahan dan kesedihan, dosa menjadi sebab segala bencana, musibah dan problem. Melepaskan pandangan kepada yang haram akan menumbuhkan kegelisahan, kesedihan dan luka dalam hati. Sedangkan orang yang bahagia adalah orang yang menundukkan pandangannya dan takut terhadap Rabbnya. Pikirkanlah RAHMAT ALLAH SWT yang maha pengasih, Dia mengampuni pelacur yang memberi minum seekor anjing, memberikan tobat kepada orang yang telah membunuh seratus orang, MENGEMBANGKAN TANGAN-NYA untuk mengampuni orang-orang yang BERTAUBAT dan mengajak orang-orang nasrani untuk bertaubat. Jika anda ingin BERBAHAGIA BERSAMA ORANG LAIN , perlakukanlah mereka sesuai dengan apa yang ANDA INGINKAN ATAS PERLAKUAN MEREKA , jangan kritik milik mereka serta jangan rendahkan kedudukan mereka. Kebahagiaan TIDAK TERLETAK pada kedudukan, keturunan ataupun harta, namun terletak pada agama, ilmu pengetahuan, adab dan meraih cita-cita. MEMBERI MAAF adalah lebih lezat daripada MEMBALAS DENDAM , BEKERJA itu lebih nikmat daripada menganggur, QANAAH itu lebih besar dari harta , dan KESEHATAN itu lebih baik dari KEKAYAAN . Orang yang tidak berbahagia dirumahnya tidak akan berbahagia di tempat lain, orang yang tidak dicintai keluarga niscaya tidak akan dicintai siapapun. Orang yang menyia-nyiakan hari ini maka ia akan menyia-nyiakan hari esoknya. JAUHILAH sifat cemas dan bimbang karena ia adalah racun . HINDARI sifat mudah menyerah karena ia berarti sifat kebinasaan. BUANGLAH jauh-jauh sifat malas karena ia menjerumuskan pada kegagalan. HiNDARI sikap TIDAK KONSISTEN baik dalam berkata maupun berbuat karena sesungguhnya ia bersumber dari RENDAHNYA MANAJEMEN DIRI . KEJUJURAN membawa kepada KETENANGAN , DUSTA membawa KEGELISAHAN . Perasaan malu adalah perisai hidup, ilmu adalah pembeda, kefasihan berbicara adalah perhiasan dan sikap diam adalah hikmah dan kebijaksanaan. TIGA TEMAN YANG HARUS DIMILIKI : KEGEMBIRAAN, KETENANGAN, dan SEMANGAT YANG TINGGI . TIGA MUSUH YANG HARUS DIJJAUHI : yaitu SIFAT PESIMIS, BIMBANG dan PUTUS ASA . Tidak ada yang lebih MENYADARKAN selain KUBURAN , tidak ada yang lebih MEMBAWA SIAL l daripada melakukan MAKSIAT , Tidak ada sikap hidup yang lebih MULIA daripada ZUHUD dan tidak ada yang memberi KEPUASAN kecuali sikap QANAAH . “DIALAH YANG MENGHILANGKAN BALA , MENGAMPUNI DOSA , MEMBERI REZEKI, MENYEMBUHKAN PENYAKIT, MENYELAMATKAN DARI BENCANA , MEMBEBASKAN DARI KETERIKATAN DAN MEMBALUT LUKA YANG TERANIAYA. BERMUNAJATLAH KEPADA ALLAH SWT, NISCAYA DIA AKAN MEMENUHINYA. KEMUKAKANLAH SEGALA KEBUTUHAN KEPADA-NYA. UTARAKANLAH SEGALA KEINGINANMU DI HADAPAN-nYA , MINTALAH REZEKIMU dan ADUKANLAH KEADAANMU " BERDOALAH KEPADA-KU , NISCAYA AKAN AKU PERKENANKAN BAGIMU (AL-mukmin 60) "UMATKU ADALAH UMAT YANG DIRAHMATI " (HR Ahmad) KEMULIAAN TIDAK BISA DIUKUR dengan keturunan , gelar atau tingkat pendidikan. Tetapi orang yang memiliki usaha keras, ketabahan, keaktifan dan kesabaranlah yang akan dapat meraih KEMULIAAN . Orang yang tidak berbahagia berada dirumah maka tidak akan bahagia di tempat lain. Ketahuilah sesungguhnya sebaik-baik tempat untuk menentramkan diri ,menenangkan pikiran dan menjauhkan dari beban hidup adalah rumah. BAITI JANNATI . Hati-hatilah bergaul dengan orang yang suka bersikap PESIMIS karena ketika engkau perlihatkan sekuntum bunga yang indah padanya maka yang ia lihat hanya duri-durinya.Ketika engkau bawakan segelas air padanya , maka yang ia lihat hanya kotoran didalamnya. Demikian juga ketika engkau memuji kebaikan/ manfaat matahari dihadapannya maka yang ia rasakan hanya panasnya. KESALAHAN KITA kita hanya merasa gelisah dan TAKUT KEPADA SELAIN ALLAH , bahkan hampir sebagian kehidupan diisi dengan ketakutan. Kita takut dan cemas akan terlambat, takut akan tersalah, takut akan terburu2, takut tidak makan, takut dimarahi dsb. Tidak ada tutup kecuali suatu saat akan terbuka, tidak ada ikatan kecuali suatu saat akan terlepas. Tidak ada sesuatu yang jauh kecuali akan mendekat. Tidak ada yang hilang kecuali akan ditemukan. Tetapi ingatlah semua itu membutuhkan proses dan waktu. Kegagalanmu dalam meraih suatu kesuksesan di satu tempat akan engkau temukan gantinya ditempat lain dan hal tersebut akan dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan bermanfaat dimata orang lain. Diatas segalanya hanya orang- orang yang bertakwalah yang benar-benar akan berbahagia. SELAMAT BERBAHAGIA......(Dr. Aidh Al-Qarni)

ISLAM MENGHENDAKI KEBAIKAN REMAJA

ISLAM MENGHENDAKI KEBAIKAN REMAJA - Maka suka atau tidak suka, mau atau tidak mau sebenarnya hidup itu bukan pilihan. Ya, hidup bukan sama sekali tentang pilihan. Allah memberikan kebaikan supaya engkau baik, dan Allah memberikan pelajaran tentang kejelekan adalah supaya kau juga belajar tentang kebaikan. Jadi kebaikan adalah satu- satunya hal yang harus dipilih. Dan kebaikan itu hanya terkandung dalam islam, yang sekali lagi satu satunya hal yang harus kita pilih. Di dalam islam kita akan justru menemukan banyak pilihan tentang hal- hal yang membahagiakan. Tapi ingatlah, betapapun besarnya kebahagiaan dan kesenangan di dunia, semua pasti akan ada akhirnya. Dan kesenangan abadi seorang muslim adalah ketika nanti kits berada di surganya Allah. Maka wahai para sahabat muda, bersegeralah untuk beramal kebajikan, dirikanlah shalat dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan sepenuh hati sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Karena shalat adalah yang pertama kali akan dihisab nanti pada harikiamat, sebagaimana sabdanya: Sesungguhnya amalan yang pertama kali manusia dihisab dengannya di hari kiamat adalah shalat. (HR. At Tirmidzi, An Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad) Bisakah kau bayangkan betapa ruginya kita, apabila kita sampai di usia remaja ini, belum sempat beramal shalih. Padahal, pada saat itu amalan diri kita sajalah yang akan menjadi pendamping kita ketika menghadap Allah subhanahu wata�ala. Nabi shallallahu �alaihi wasallam bersabda: Yang mengiringi jenazah itu ada tiga: keluarganya, hartanya, dan amalannya. Dua dari tiga hal tersebut akan kembali dan tinggal satu saja (yang mengiringinya), keluarga dan hartanya akan kembali, dan tinggal amalannya (yang akan mengiringinya) (Muttafaqun Alaihi) Saudaraku, sudah siapkah kita dengan timbangan amal yang pasti, sekali lagi, pasti kita akan menjumpainya nanti. Sudahkah kita menghisab amal perbuatan kita sendiri terlebih dahulu, sebelum Allah nanti menghisap kita dan memperlihatkan timbangan amal kita. Bisakah kau bayangkan, betapa sengsaranya kita, ketika ternyata timbangan kebaikan kita lebih ringan daripada timbangan kejelekan?. Ingatlah akan firman Allah subhanahu wata�ala : Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas. (Al Qari�ah: 6-11)

BALASAN ALLAH SWT

BALASAN ALLAH SWT - Seorang beriman melakukan suatu kegiatan maka di dalam hatinya hadir harapan untuk meraih hasil kegiatannya di dunia sekaligus di akhirat. Dan Nabi menjamin bahwa kedua kebaikan ini pasti didapat oleh seorang mu’min sebagai balasan atas kegiatannya itu. Adapun seorang kafir boleh jadi mendapat balasan perbuatannya di dunia, namun di akhirat ia tidak akan memperoleh balasan apapun selain siksaan dan penderitaan berkepanjangan. Semua itu dialaminya sebagai akibat dari kekafirannya kepada Allah dan agama Allah. Berikut hadist yang berarti, Rasulullah SAW Bersabda,”Sesungguhnya Allah tidak menganiaya (mengurangi) seorang mu'min hasanatnya, diberinya di dunia dan dibalas di akhirat. Adapun orang kafir, maka diberi itu sebagai ganti dari kebaikan yang dilakukannya di dunia, sehingga jika kembali kepada Allah, tidak ada baginya suatu hasanat untuk mendapatkan balasannya.” (Muslim 5022) Rasulullah SAW Bersabda,”Seorang kafir jika berbuat kebaikan di dunia, maka segera diberi balasannya di dunia.Adapun orang mu'min jika berbuat kebajikan, maka tersimpan pahalanya diakhirat di samping rizqi yang diterimanya di dunia atas keta'atannya.” (Muslim 5023) Persis seperti kelakuan pasukan Israel yang mengira bahwa mereka memperoleh kemenangan dengan membantai rakyat Palestina menggunakan mesin perang modern buatan AS. Mereka berbuat sekehendaknya dan merasa penuh kuasa tanpa rasa bersalah sedikitpun menghabisi anak-anak dan kaum wanita Palestina. Mereka berbuat demikian karena hanya memahami kehidupan sebatas dunia fana ini. Mereka samasekali tidak peduli dan tidak percaya akan adanya kehidupan akhirat. Kalaupun mereka dianggap menang sesungguhnya kemenangannya sebatas di dunia belaka. Sedangkan di akhirat nanti mereka ditunggu oleh siksa api neraka. مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا "Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir."(QS Al-Israa ayat 18) Allah SWT Berfirman artinya,"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan" (QS Hud15-16)

ISLAM CAHAYA LANGIT DAN BUMI

ISLAM CAHAYA LANGIT DAN BUMI - Jahiliyah merupakan penyelewengan nilai-nilai, standar nilai semuanya diambil dari sumber selain ajaran Allah. Sebaliknya Islam adalah Islam, dan fungsinya ialah mengeluarkan manusia dari kejahiliyahan kepada keislaman. Jahiliyah ialah penyembahan, perbudakan dan penghambaan manusia menurut cara-cara yang tidak diperkenankan Allah, apa dan bagaimana pun modelnya. Islam ialah penyembahan dan penghambaan manusia kepada Allah semata-mata. Jahiliyah merupakan kehidupan yang gelap. Sedangkan Islam adalah kehidupan dibawah naungan cahaya yang terang-benderang. Sebab hidup dengan Islam berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada cahaya langit dan bumi, yaitu Allah سبحانه و تعالى sebagai Pemimpin dan Pemberi Petunjuk hidup manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Dan inilah hakikat menghambakan diri kepada Allah semata, bahkan inilah pengertian yang Allah sebutkan berikut ini: وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ ﴿٥﴾ "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah [98] : 5) Islam merupakan bimbingan Allah سبحانه و تعالى agar manusia hidup selamat di Dunia dan Akhirat. Sedangkan jahiliyah merupakan buah karya manusia yang diarahkan oleh hawa nafsunya yang dimanipulasi oleh musuh Allah, yakni syetan. Kalaupun ada kebaikan yang dihasilkan dari suatu ajaran jahiliyah ia hanya memberi dampak sebatas di Dunia belaka, sedangkan di Akhirat kelak ia tidak akan memperoleh apapun kecuali api Neraka. Sebab betapapun tampak canggihnya suatu ideologi jahiliyah, namun ia tidak dipandang Allah sebagai bentuk penghambaan diri kepadaNya, bahkan ia terputus dari petunjuk Allah. Ia sesat dan ingkar alias kufur terhadap ajaran Allah سبحانه و تعالى . مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ ﴿١٥﴾أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ ﴿١٦﴾ "Barang siapa yang menghendaki kehidupan Dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di Dunia dengan sempurna dan mereka di Dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di Akhirat, kecuali Neraka dan lenyaplah di Akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di Dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan?" (QS. Huud [11] : 15-16)

Jumat, 30 Maret 2012

WASIAT UMAR BIN KHATTAB

Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak yang fanatik pada saat ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz adalah orang Persia yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara adidaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.
Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu[rujukan?]:
Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah ALLAH SWT. Karena tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain ALLAH SWT.
Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiplah untuk mati. Karena jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi ,dan penuh penyesalan.
Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.
[sunting]

Jumat, 16 Maret 2012

Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang

Pada zaman Nabi Muhammad saw, ada seorang pemuda bernama Uwais Al-Qarni. Ia tinggal dinegeri Yaman. Uwais adalah seorang yang terkenal fakir, hidupnya sangat miskin. Uwais Al-Qarni adalah seorang anak yatim. Bapaknya sudah lama meninggal dunia. Ia hidup bersama ibunya yang telah tua lagi lumpuh. Bahkan, mata ibunya telah buta. Kecuali ibunya, Uwais tidak lagi mempunyai sanak family sama sekali.
Dalam kehidupannya sehari-hari, Uwais Al-Qarni bekerja mencari nafkah dengan menggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari. Upah yang diterimanya cukup buat nafkahnya dengan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti dia dan ibunya. Demikianlah pekerjaan Uwais Al-Qarni setiap hari.
Uwais Al-Qarni terkenal sebagai seorang anak yang taat kepada ibunya dan juga taat beribadah. Uwais Al-Qarni seringkali melakukan puasa. Bila malam tiba, dia selalu berdoa, memohon petunjuk kepada Allah. Alangkah sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka telah bertemu dengan Nabi Muhammad, sedang ia sendiri belum pernah berjumpa dengan Rasulullah. Berita tentang Perang Uhud yang menyebabkan Nabi Muhammad mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya, telah juga didengar oleh Uwais Al-Qarni. Segera Uwais Al-Qarni mengetok giginya dengan batu hingga patah. Hal ini dilakukannya sebagai ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad saw, sekalipun ia belum pernah bertemu dengan beliau.Hari demi hari berlalu, dan kerinduan Uwais Al-Qarni untuk menemui Nabi saw semakin dalam. Hatinya selalu bertanya-tanya, kapankah ia dapat bertemu Nabi Muhammad saw dan memandang wajah beliau dari dekat? Ia rindu mendengar suara Nabi saw, kerinduan karena iman.
Tapi bukankah ia mempunyai seorang ibu yang telah tua renta dan buta, lagi pula lumpuh? Bagaimana mungkin ia tega meninggalkannya dalam keadaan yang demikian? Hatinya selalu gelisah. Siang dan malam pikirannya diliputi perasaan rindu memandang wajah nabi Muhammad saw.
Akhirnya, kerinduan kepada Nabi saw yang selama ini dipendamnya tak dapat ditahannya lagi. Pada suatu hari ia datang mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinyadan mohon ijin kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais Al-Qarni walaupun telah uzur, merasa terharu dengan ketika mendengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais Al-Qarni seraya berkata, “pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.”
Betapa gembiranya hari Uwais Al-Qarni mendengar ucapan ibunya itu. Segera ia berkemas untuk berangkat. Namun, ia tak lupa mnyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkannya, serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah.
Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al-Qarni sampai juga dikota madinah. Segera ia mencari rumah nabi Muhammad saw. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sampbil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni menanyakan Nabi saw yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada berada dirumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al-Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah ra, istri Nabi saw. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi saw, tetapi Nabi saw tidak dapat dijumpainya.
Dalam hati Uwais Al-Qarni bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terngiang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman, “engkau harus lekas pulang”.
Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al-Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah ra untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi saw. Setelah itu, Uwais Al-Qarni pun segera berangkat mengayunkan langkahnya dengan perasaan amat haru.
Peperangan telah usai dan Nabi saw pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi saw menanyakan kepada Siti Aisyah ra tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni anak yang taat kepada ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi saw, Siti Aisyah ra dan para sahabat tertegun. Menurut keterangan Siti Aisyah ra, memang benar ada yang mencari Nabi saw dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad saw melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit itu, kepada para sahabatnya., “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih ditengah talapak tangannya.”
Sesudah itu Nabi saw memandang kepada Ali ra dan Umar ra seraya berkata, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”
Waktu terus berganti, dan Nabi saw kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khatab. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi saw itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar ra dan Ali ra selalu menanyakan tentang uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu, yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa khalifah Umar ra dan sahabat Nabi, Ali ra, selalu menanyakan dia ?
Rombongan kalifah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kalifah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kalifah yang baru datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan Ali ra mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, khalifah Umar ra dan Ali ra segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni.
Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, khalifah Umar ra dan Ali ra memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang shalat. Setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, Uwais menjawab salam khalifah Umar ra dan Ali ra sambil mendekati kedua sahabat Nabi saw ini dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra dengan segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi saw. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni.
Wajah Uwais Al-Qarni tampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi saw bahwa dia itu adalah penghuni langit. Khalifah Umar ra dan Ali ra menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah.” Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama wajah saya Uwais Al-Qarni”.
Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais Al-Qarni telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali ra memohon agar Uwais membacakan doa dan istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “saya lah yang harus meminta doa pada kalian.”
Mendengar perkataan Uwais, khalifah berkata, “Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari anda.” Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al-Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar ra berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”
Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, disana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.
Meninggalnya Uwais Al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al-Qarni adalah seorang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, disitu selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.
Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais Al-Qarni ? bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamanmu.”
Berita meninggalnya Uwais Al-Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni disebabkan permintaan Uwais Al-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra dan Ali ra, agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi saw, bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni langit.

Merindukan Sosok Khalifah Umar bin Khattab r.a

Sebagai Umat Islam, pastilah kita mengenal sosoknya. Sosok yang begitu amat dikagumi kala itu, salah satu Amirul Mu’minin “Umar bin Khattab”. Walaupun kita tidak mengenal sosok beliau secara pribadi tetapi melalui membaca sejarah, kita dapat mengetahui bagaimana beliau bisa menjadi seorang Amirul Mu’minin yang begitu dicintai oleh rakyatnya.
Saat ini, kita hanya dapat mengenal sosok beliau melalui sejarah saja. Andai kita dapat ikut merasakan bagaimana rasanya kepemimpinan beliau, mungkin kita sebagai Umat Islam akan merasa bersedih. Karena hingga saat ini Indonesia belum mampu mempunyai seorang sosok “Pemimpin Pro Rakyat”.
Pemimpin Indonesia, masih sering memikirkan dirinya sendiri tak peduli dengan rakyatnya. Jauh berbeda dengan sosok Amirul Mu’minin “Umar bin Khatab”. Sebagai pengganti khalifah Abu Bakar, mestinya khalifah Umar mendapat gaji lebih banyak dari Abu Bakar, sebab wilayah kekhalifahan islam semakin luas, sehingga semakin banyak pula tugas dan kewajiban khalifah Umar, rakyatpun semakin makmur. Tetapi ia meminta penerimaan gajinya sama dengan khalifah Abu Bakar pendahulunya.
Para sahabat merasa iba dan prihatin atas sikap dan kesederhanaan khalifah Umar itu. Beberapa kali mereka mengusulkan agar khalifah umar mau menerima gaji yg sesuai dengan tanggung jawabnya, namun usulan itu selalu di tolaknya.
“Kenapa kalian memaksaku untuk menerima gaji yg melebihi dari kebutuhanku?” kata khalifah Umar. “Ketahuilah meskipun Rasulullah diampunkan dosanya yg telah lewat dan yg akan datang, namun beliau tetap memilih hidup melarat, tetapi tetap bersemangat dalam beribadah, apalagi aku?”. Itulah khalifah Umar bin Khattab yg terkenal dengan kezuhudanya. Meski dia sebagai kepala negara atau amirul mukminin, dia tak tergiur oleh gemerlapnya harta benda. Jangankan untuk korupsi, mengambil yg menjadi haknya sendiri saja ia enggan melakukannya.
Itulah sosok Umar bin Khatab yang tidak mau menerima gaji yang besar walaupun tanggung jawab yang beliau emban cukuplah besar. Berbeda sekali dengan para pemimpin kita saat ini, inginnya gaji besar tetapi tanggung jawab yang diemban cukup kecil.
Selain itu Umar bin Khatab adalah sosok seorang pemimpin yang tidak pernah mau melihat anaknya hidup berfoya-foya walaupun ayahnya adalah seorang pemimpin. Suatu hari Umar bin Khattab r.a mendengar bahwa salah seorang anaknya membeli cincin bermata seharga seribu dirham. ia segera menulis surat teguran kepadanya dengan kata-kata sebagai berikut: “Aku mendengar bahwa engkau membeli cincin permata seharga seribu dirham. Kalau hal itu benar, maka segera juallah cincin itu dan gunakan uangnya untuk mengenyangkan seribu orang yang lapar, lalu buatlah cincin dari besi dan ukirlah dengan kata-kata, “Semoga Allah merahmati orang yang mengenali jati dirinya.”
Marilah kita lihat saat ini kehidupan anak-anak para pemimpin kita. Mereka bisa hidup enak dan berfoya-foya dengan segala fasilitas negara. Tanpa mereka sadari bahwa apa yang mereka gunakan adalah milik rakyat.
Umar bin Khatab juga merupakan seorang pemimpin yang mau mengakui kesalahannya dan meminta maaf atas kesalahannya dengan berani. Hal ini pernah terjadi ketika Umar bin Khattab r.a sedang berkhutbah,” Jangan memberikan emas kawin lebih dari 40 uqiyah (1240 gram). Barangsiapa melebihkannya maka kelebihannya akan kuserahkan ke baitul maal.” Dengan berani, seorang wanita menjawab,”Apakah yang dihalalkan Allah akan diharamkan oleh Umar? Bukankah Allah berfirman,……sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka sejumlah harta, maka janganlah kamu mengambil dari padanya sedikitpun………(An Nisaa’:20) Umar berkata,” Benar apa yang dikatakan wanita itu dan Umar salah.
Apakah saat ini kita pernah melihat pemimpin kita yang mau mengakui kesalahnnya tanpa pernah mau mengalahkan orang lain. Dengan besar hati dan legowo mau mengakui segala kesalahan yang telah dilakukannya.
Umar bin Khatab juga merupakan seorang pemimpin yang sangat peduli pada rakyatnya. Hal ini sangat berbeda dengan para pemimpin kita saat ini. Tak ada pemimpin yang peduli dengan rakyat sepedulinya Umar bin Khatab, beliau selalu meninjau rakyatnya dari rumah ke rumah tanpa diketahui oleh rakyatnya. Jika sekarang mana ada pemimpin yang mau seperti itu berjalan dari satu rumah ke rumah yang lain untuk melihat saat ini rakyatnya sedang makan apa. Mereka tidak peduli sama sekali.
Inilah cerita tentang ibu yang memasak batu untuk menipu anak anaknya yang sedang kelaparan. Suatu malam Umar bersama Aslam salah seorang ajudannya menyamar untuk melakukan inspeksi keluar masuk kampung untuk melihat kondisi rakyatnya. Di salah satu sudut kampung terdengarlah rintihan pilu anak anak yang sedang menangis, dan di sana Umar menemukan seorang ibu yang sedang memasak sesuatu di tungkunya. “Wahai ibu anak anak mu kah yang sedang menangis itu? Apa yang terjadi dengan mereka?”
“Mereka adalah anak anakku yang sedang menangis karena kelaparan” jawab sang Ibu sambil meneruskan pekerjaannya memasak.
Setelah memperhatikan sekian lama, Umar dan Aslam keheranan karena masakan sang ibu tidak juga kunjung siap sementara tangisan anak anaknya semakin memilukan. “Wahai Ibu, apa yang engkau masak? Mengapa tidak juga kunjung siap untuk anak anakmu yang kelaparan?” . “Engkau lihatlah sendiri … “ dan alangkah terkejutnya Umar ketika melihat bahwa yang sedang di masak sang ibu adalah setumpuk batu. “Engkau memasak batu untuk anak anakmu?!!??”
“Inilah kejahatan pemerintahan Umar Bin Khattab …. “ rupanya sang ibu tidak mengenali siapa yang sedang berdiri di hadapannya, “ … wahai orang asing, aku adalah seorang janda, suamiku syahid di dalam perang membela agama dan negara ini, tapi lihatlah apa yang telah dilakukan Umar, dia samasekali tidak peduli dengan kami, dia telah melupakan kami yang telah kehilangan kepala rumah tangga pencari nafkah. Hari ini kami tidak memiliki makanan sedikitpun, aku telah meminta anak anakku untuk berpuasa, dengan harapan saat berbuka aku bisa mendapatkan uang untuk membeli makanan … tapi rupanya aku telah gagal mendapatkan uang .. memasak batu aku lakukan untuk mengalihkan perhatian anak anakku agar melupakan laparnya …. “
“ …. sungguh Umar Bin Khattab tidaklah layak menjadi seorang pemimpin, dia hanya memikirkan dirinya sendiri”
Aslam sang ajudan hendak bergerak untuk menegur sang sang Ibu, hendak memperingatkan dengan siapa dia sedang berbicara saat ini. Tapi Umar segera melarangnya dan serta merta mengajaknya untuk pulang. Bukannya langsung beristirahat, Umar segera mengambil satu karung gandum dan dipikulnya sendiri untuk diberikan kepada sang Ibu.
Beratnya beban karung gandum membuat Umar berjalan terseok seok, nafasnya tersengah engah dan keringat mengalir deras di wajahnya. Aslam yang melihat ini segera berkata “ Wahai Amirul Mukminin, biarlah saya saja yang membawa karung gandum itu …. “
Umar memandang Aslam sang ajudan “ … Wahai Aslam! Apakah engkau ingin menjerumuskan aku ke neraka? Hari ini mungkin saja engkau mau menggantikan aku memikul beban karung ini, tapi apakah engkau mau menggantikan aku untuk memikulnya di hari pembalasan kelak?”
Tak ada pemimpin jaman sekarang yang mau melakukan apa yang telah dilakukan oleh Umar? Jangankan menggendong sekarung gandum, buku agenda atau kertas catatan yang ringan saja pun akan meminta sang ajudan untuk membawakannya.
Apakah masih ada pemimpin seperti Umar yang merelakan tidur nyenyaknya hilang karena berusaha untuk melihat, mencari tahu dan berhadapan secara langsung dengan penderitaan rakyatnya? Dan bukannya hanya sekedar mendengar dari ‘ bisik bisik manis’ sang ajudan dan orang orang terdekat, atau sekedar laporan ABS (Asal Bapak Senang).
Umar bin Khatab merupakan seorang sosok yang sangat sederhana. Hal itu dapat dilihat ketika beliau kedatanggan beberapa utusan dari Kekaisaran Romawi ke kota Madinah untuk menemui Khalifah Umar bin Khattab RA. Dalam benak mereka terbayanglah sosok Khalifah Umar bin Khattab RA yang akan mereka temui adalah seorang raja yang sedang duduk di atas singgasananya dalam sebuah istana yang megah dan mewah serta dikelilingi oleh para pengawal dan pasukan yang banyak. Karena mereka tidak mengetahui di mana istana Khalifah Umar, maka mereka bertanya kepada salah seorang yang mereka temui di jalan dan memintanya untuk menuntun mereka untuk menemui Khalifah Umar. Lalu sampailah mereka di suatu tempat yang terdapat sebuah pohon kurma, lalu sang penunjuk jalan berkata : “Inilah Khalifah Umar pemimpin kami yang anda ingin temui.” Terperanjatlah para utusan itu karena yang mereka lihat adalah seseorang yang sedang tidur sendirian di bawah pohon kurma, hanya mengenakan pakaian yang sangat sederhana tanpa seorangpun pengawal di sampingnya.
Coba lihat sekarang, Istana negara yang berencana mau mengganti pagar Istananya dengan dana yang mencapai milyaran rupiah, walaupun mendapat kritikan dari berbagai pihak. pemimpin kita juga memberikan berbagai alasannya juga.
Sangat menyedihkan memang, entah kapan Indonesia akan memiliki pemimpin yang pro pada rakyatnya. Tidak harus mirip atau menyerupai tetapi setidaknya adalah sedikit saja kemiripan seperti yang Umar bin Khatab miliki. Semoga suatu saat akan muncul seorang pemimpin Indonesia yang pro dengan rakyatnya. Amien

Rabu, 14 Maret 2012

Empat golongan manusia menurut Syekh Abdul Qadir Jailani

Menurut Syekh Abdul Qadir Jailani, bahwa manusia itu dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu :
1. Manusia yang tidak mempunyai lisan dan hati, senang berbuat maksiat, menipu serta dungu. Berhati-hatilah terhadap mereka dan jangan berkumpul dengannya, karena mereka adalah orang-orang yang mendapat siksa.
2. Manusia yang mempunyai lisan, tapi tidak mempunyai hati. Ia suka membicarakan tentang hikmah atau ilmu, tapi tidak mau mengamalkannya. Ia mengajak manusia ke jalan Allah Swt. tapi ia sendiri justru lari dari-Nya. Jauhi mereka, agar kalian tidak terpengaruh dengan manisnya ucapannya, sehingga kalian terhindar dari panasnya kemaksiatan yang telah dilakukannya dan tidak akan terbunuh oleh kebusukan hatinya.
3. Manusia yang mempunyai hati, tapi tidak mempunyai ucapan (tidak pandai berkata-kata). Mereka adalah orang-orang yang beriman yang sengaja ditutupi oleh Allah Swt. dari makhluk-Nya, diperlihatkan kekurangannya, disinari hatinya, diberitahukan kepadanya akan bahaya berkumpul dengan sesama manusia dan kehinaan ucapan mereka. Mereka adalah golongan waliyullah (kekasih Allah) yang dipelihara dalam tirai Ilahi-Nya dan memiliki segala kebaikan. Maka berkumpullah dengan dia dan layanilah kebutuhannya, niscaya kamu juga akan dicintai oleh Allah Swt.
4. Manusia yang belajar, mengajar dan mengamalkan ilmunya. Mereka mengetahui Allah dan ayat-ayat-Nya. Allah Swt. memberikan ilmu-ilmu asing kepadanya dan melapangkan dadanya agar mudah dalam menerima ilmu. Maka takutlah untuk berbuat salah kepadanya, menjauhi serta meninggalkan segala nasihatnya.
Semoga kita semua tidak termasuk kepada golongan yang pertama dan yang kedua dan semoga pula kita dilindungi dari golongan seperti itu.

saya ingin diampuni allah swt

“Saya ingin diampuni Allah,” kata Abu Bakar r.a menyambut turunnya ayat: “Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi kepada kaum kerabat, orang-orang miskin dan para Muhajirin pada jalan Allah dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tak ingin Allah mengampuni kamu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 24: 22)
Ayat di atas menjadi teguran untuk Abu Bakar. Ia memang pernah bersumpah untuk tak memberikan bantuan kepada Misthah yang selama ini kerap ditolongnya. Sebenarnya, Misthah masih termasuk keluarga Abu Bakar, yaitu putra saudara perempuan ayahnya. Namun demikian, Abu Bakar sangat marah kepadanya, karena Misthah ikut menyebarkan kabar bohong menyangkut ‘Aisyah, putrinya dan sekaligus istri Nabi Saw. Kabar yang disebarkan Misthah itu bisa menghancurkan nama baik keluarga Abu Bakar.
Mendengar kabar itu, Nabi Saw pun gundah dan bimbang. Beliau mencari-cari informasi tentang kabar tersebut. Kegundahan Nabi reda setelah turun beberapa ayat dalam Surah an-Nur (24) yang menjelaskan kebohongan berita itu. Setelah jelas status kabar itu, orang-orang mencari sumber beritanya. Tersebutlah Misthah menjadi salah satu penyebarnya. Karena itu Abu Bakar marah dan keluarlah sumpah itu.
Dalam ayat di atas, Allah menegur Abu Bakar dan semua orang yang mempunyai kelebihan agar memberi bantuan kepada orang-orang yang miskin, kaum Muhajirin (orang yang pindah dari Mekah menuju ke Madinah atau tempat yang lain) dan kepada siapa saja memerlukan uluran tangan. Janganlah mereka bersumpah untuk tidak memberi bantuan karena orang yang bersangkutan pernah melakukan kesalahan atau karena ketersinggungan pribadi. Hendaknya, orang yang berkelebihan itu berhati besar dan sebaiknya mereka memaafkan dan berlapang dada.
Mendengar ayat tersebut, Abu Bakar memaafkan Misthah, ia membatalkan sumpahnya, dan melanjutkan bantuannya kepada Misthah, sebagaimana sediakala.